Pengintegrasian SDM
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pentingnya Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) ialah fungsi operasional manajemen personalia yang
terpenting, dan kompleks untuk merealisasikannya. Hal ini di sebabkan karena
karyawan/ manusia bersipat dinamis dan mempunyai pikiran, perasaan, harga
diri,sifat, serta membawa latar belakang, perilaku, keinginan, dan kebutuhan
yang berbeda-beda dalam organisasi perusahaan.[1]
Karyawan tidak dapat diperlakukan
seenaknya seperti menggunakan factor-faktor pruduksi lainnya(mesin, modal, atau
bahan baku). Karyawan juga harus selalu diikutsertakan dalam setiap kegiatan
serta memberikan peranan aktif untuk
menggunakan alat-alat yang ada. Karena tanpa peranan aktif karyawan,alat-alat
canggih yang dimiliki tidak ada artinya bagi perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Tujuan perusahaan hanya dapat dipakai jika para karyawan bergairah
bekerja, mengerahkan kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaannya, serta
berkeiinan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. jika karyawan kurang
berprestasi maka sulit bagi organisasi perusahaan dapat memperoleh hasil yang
baik.hal ini mengharuskan menggunakan kewenangan untuk menguba sikap dan
perilaku karyawan supaya mau bekerja giat serta berkeinginan mencapai hail yang
optimal.
Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku
karyawan kepada yang diinginkan, manejer harus memahami sifat atau dan motif
apa yang mendorong mereka mau bekerja pada perusahaan. Pada umumnya orang mau
bekerja karena didorong keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
rohaninya. Jadi, manejer harus berusaha memberikan balas jasa adil dan layak,
serta memperlakukan karyawan dengan baik sebagimana layaknya manusia. Karyawan
jga harus menyadari mengapa perusahaan menerima mereka dan apa yang diharpkan
dari karyawan.Perusahaan selalu mengharapkan agar karyawannya bekerja giat,
mematuhi disiplin, serta menghasilkan prestasi kerja yang baik, karena hanya
dengan cara ini perusahaan dapat memperoleh labanya.
Masalah pengintegrasian adalah
menyatukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan,agar tercipta kerja
sama yang serasi serta saling mengguntungkan. Jadi the nature of man dan the
nature of organization perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Agar
pengertian pengintegrasian menjadi jelas, penulis mencoba mendefinisikanya
sebagai berikut.
Pengintegrasian
adalah kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan,
agar tercipta kerja sama yang memberikan kepuasan.
B.
Hubungan
Antarmanusia
Hubungan antarmanusia (Human Relation) adalah hubungan
kemanusiaan yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan atas kesediaan melebur
keinginan individu demi terpadunya kepentingan bersama. Tujuannya adalah
menghasilkan integrasi yang cukup kukuh, mendorong kerja sama yang produktif
dan kreatif untuk mencapai sasaran yang bersama. Manajer dalam menciptakan
hubungan antarmanusia yang harmonis memerluka kecakapan keterampilan tentang
komunikasi, psikologi, sosiologi, dan etologi, sehingga dia memahami sehingga dapat mengatasi masalah-masalah
dalam hubungan kemanusian.
Menejer hendaknya terbuka serta
mendorong partisipasi dan kebernian para bawahan untuk menyampaikan pendapat
dan keluhan-keluhannya. Hal ini akan tercipta dengan memanfaatkan komunikasi
dua arah(two-way trafic),formal atau
informal, vertical atau horizontal, sehingga terdapat saling pengertian dan
penghayatan mengenai kebijaksanaan yang diambil. Dengan cara ini bawahan merasa
mendapat pengakuan dengan perilaku yang baik sehingga mendorong mereka untuk
berpartisipasi aktif dan menyelesaikan pekerjaannya dengan antusiasi.
a.
Lingkaran
1 adalah kepentingan- kepentingan organisasi perusahaan dan untuk inilah
perusahaan didirikan oleh penguasa.
b.
Lingkaran
II adalah keinginan-keinginan individu karyawan dan untuk inilah karyawan bersediah
bekerja pada perusahaan.
c.
Bagian
A adalah kepentingan-kepentingan perusahaan yang dilebur atas kesedian penguasa
(benefit and service) demi tujuan
bersama.
d.
Bagian
C adalah keinginan-keinginan individu karyawan yang dilebur atas kesediaan dari
karyawan demi tujuan bersama.
e.
Bagian
B adalah penyatuan kepentingan perusahaan dan keinginan individu karyawan yang
harus didahulukan secara bersama.
f.
Semakin
besar kemauan melebur kepentingan dan keinginan anggota organisasi, semakin
baik hubungan antarmanusia didalam organisasi tersebut untuk mencapai tujuan
tersebut.
g.
Jika
hubungan antarmanusia didalam perusahaan semakin serasi, tujuan bersama akan
lebih mudah dicapai dengan hasil yang
lebih memuaskan.
Manajer dalam menciptakan hubungan antarmanusia (human relation) hendaknya memahami
masalah “kepribadian dan perilaku” dari setiap individu bawahannya.
Kepribadian
Kepribadian adalah serangkain ciri yang
relatif tetap dan sebagian besar dibentuk oleh factor keturunan, social,
kebudayaan, dan lingkungan. Serangkaian variable ini yang menentukan persamaan dan perbedaan dari
perilaku seseorang individu.
Kekuatan-kekuatan utama yang
mempengaruhi kepribadian seseorang adalah kekuatan keturunan, kekuatan
kebudayaan, kekuatan hubungan keluarga dan kelas social atau pendidikan, dan
kekuatan lain dari keanggotaan kelompok.
Manejer akan dapat memahami perilaku dan
seseorang karyawan untuk melebur keinginan dan kepentingannya demi tujuan
bersama setelah mengetahui kepribadian orang tersebut. Karena sebenarnya
kepribadian seseorang karyawan berhubungan erat dengan persepsi, sikap,
belajar, dan motivasinya.
Teori Kpribadian
Teori kepribadian yang kita kenal
antara lain sebagai berikut.
a.
Teori
Sipat.
b.
Teori
Psikodinamis.
c.
Teori
Humanistis.
a.
Teori Sifat (Tratist Theories)
Sipat atau cirri merupakan bagian yang
membentuk kepribadian, petunjuk jalan bagi tindakan dan merupakan sumber
keunikan individu. Sifat/cirri cenderung dapat diduga sebagai pengarah perilaku
individu berbuat dengan cara yang konsisten dan khas. Selanjudnya, ciri itu
menghasilkan perilaku yang konsisten karena merupakan sifat yang tetap dan
jangkauannya umum serta luas.
Kelamahan teori sifat ini misalnya sifat
pendiam, periang, menyendiri, dan ramah-ramah belum pasti menunjukkan
kepribadian individu yang sama pada setiap situasi, karena perilaku individu
masih dipengaruhi oleh lingkungan.
b.
Teori Psikodinamis (Psykodinamic Theories)
Teori psikodinamis di kemukakan oleh
Freud. Freud menerangkan perbedaan individual dalam kepribadian dengan
mengemukakankan bahwa orang menghadapi perangsangnya yang utama secara
berbeda-beda. Perbedaan kepribadian ini terletak pada id (bagian ketidaksadaran) dan Superego
yang diperlukan oleh Ego.
Id
adalah sebagai bagian yang primitif dan tidak sadar dari kepribadian, gudang dari
perangsang pokok. Id bekerja secara
tidak rasional dan secara implusif, tanpa mempertimbangkan apakah yang
diinginkan itu mungkin atau dapat diterima dari segi moral.
c.
Teori Humanistis (Humanistic Theories)
Pendekatan humanistis terdapat pemahaman
kepribadian memberi tekanan pada perkembangan dan perwujudan diri individu.
Teori ini menekankan pentingnya cara mempersepsikan dunia mereka dan kekuatan
yang mempengaruhinya.
C.
Pengertian dan Teori-Teori Motivasi
1.
Pengertian
Motif dan Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan.
Motivasi ( mutivation) dalam
manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan
khususnya..
Pentingnya motivasi karena motivasi
adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia,
supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang yang optimal. Motivasi
semakin penting karena manajer membagikan pekrjaan pada bawaannya untuk
dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Perusahaan bukan saja mengharapkan
karyawan mampu, cakap, dan terampil,tetapi yang terpenting mereka mereka mau
bekerja giat dan bekeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan
dan kecakapan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan jika mereka tidak mau
bekerja giat.
2.
Tujuan
Motivasi
Tujuan motivasi antara lain sebagai
berikut
1.
Meningkatkan
moral dan kepuasan kerja karyawan.
2.
Meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
3.
Mempertahankan
kestabilan karyawan perusahaan.
4.
Menigkatkan
kedisiplinan karyawan.
5.
Mengefektifkan
pengadaan karywan.
6.
Menciptakan
suasana dan hubungan kerja yang baik.
7.
Meninkatkan
loyalitas, kreativitas,dan partisipasi karyawan.
8.
Mengkatkan
tingkat kesejahteraan karyawan.
9.
Mempertingggi
rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
10. Meningkatkan efisiensi pengunaan alat
–alat dan bahan baku.
3.
Asas-Asas
Motivasing
Asas-asas
motifasi ini mencakup asas mengikutsertakan komunikasi ,pengakuan, wewenan yang dilegasikan, dan perhatian timbal balik.
a.
Asas Mengikutsertakan
b.
Asas Komunikasi
c.
Asas Pengakuan
d.
Asas Wewenang yang Dilegasikan
e.
Asas Perhatian Timbal Balik
4.
Model-Model
Motivasi
Model
motivasi berkembang dari teori klasik menjadi teori modern sesuai dengan
perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan.Perbandingan antara dasar
kefalsafahan teori klasik dan teori modern dibedakan dalam dua hal
Pertama:teori
klasik menitikberatkan pada analisis dan penguraian (spesialisasi), sedangkan
teori modern penegasannya terletak pada keterpaduan dan perencanaan, serta
menyajikan seluruh pandangan yang di timbulkan.
Kedua:
teori klasik secara tidak langsung telah menyatakan unidimensi bahwa jika sesuatu merupakan sebuah benda maka benda
tersebut tidak dapat bentuk kedua, sedangkan teori modern biasanya memanfaatkan
suatu pandangan yang multidimensi.misalnya
motivasi bukan saja untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga harus member
keputusan rohani.
5.
Metode
Motivasi
Ada
dua metode motivasi yaitu motivasi langsung dan motivasi tak langsung.
a.
Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi
(materiil & non materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap
individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Jadi sipatnya
khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, dan bintang
jasa.
b.
Motivasi Tak Langsung (Indirect Motipation)
motivasi tak langsung adalah motivasi
yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta
menunjang gairah kerja/ kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan
bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya, kursi yang empuk,mesin mesin yang
baik,ruangan kerja yang terang dan nyaman serta penempta yang tepat.
6.
Alat-Alat
Motivasi
Alat-alat motivasi (daya perangsang)
yang diberikan kepada bawahan dapat berupa material
incentive dan non material incentive. Material incentive adalah motivasi yang
bersifat materiil sebagai imbalan prestasi yang di berikan oleh karyawan. Yang
termasuk material incentive adalah
yang berbentuk uang dan barang-barang.
7.
Jenis-jenis
Motivasi
Ada
dua jenis motivasi, yaitu motivasi positif dan motivasi negative.
a.
Motivasi positif
Motivasi positif maksudnya manajer
memotivasi (merangsang) bawahannya dengan memberikan hadia kepada mereka yang
berprestasi diatas prestasi standar. Dengan motivasi positif, semangat kerja
bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima baik-baik saja.
b.
Motivasi Negatif
Motivasi negatif maksudnya memotivasi
bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negatif
ini semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka
takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.
8.
Proses
Motivasi
a.
Tujuan
b.
Mengetahui Kepentingan
c.
Komunikasi Efektif
d.
Integrasi Tujuan
e.
Fasilitas
f.
Team Work
9.
Teori-Teori Motivasi
a. Teori kepuasan (content theory) yang memusatkan
pada apa-nya motivasi.
b. Teori motivasi Proses (Process theory)
yang memusatkan pada bagaimana-nya motivasi.
c. Teori pengukuhan (Reinfoircement theory)
yang menitikberatkan pada cara dimana perilaku dipelajari.
1)
Teori Motivasi Klasik
Frederik
Winslow Taylor mengemukakan teori motivasi klasik atau teori motivasi
kebutuhan tunggal. Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk
memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya, bentuk uang/ barang dari hasil
pekerjaannya.
Konsep dasar teori ini adalah orang akan
bekerja giat, bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan
tugas-tugasnya. Manajer menentukan bagaimana tugas yang dikerjakan dengan
menggunakan sistem insentif untuk memotivasi para pekerja. Semakin banyak
mereka produksi, semakin besar penghasilan mereka.
2)
Maslow’s Need Hierarchy Theory
Maslow (1943) mengemukakan teori
motivasi yang dinamakan Maslow’s Need Hierarchy Theory of human motipation atau
teori hierarki kebutuhan dari Maslow. Hierarki kebutuhan dari Maslow ini diilhami oleh human Seience
Theory dari Elton Mayo.
Hierarki Kebutuhan mengikuti teori jamak
yakni seseorang berperilaku/bekerja, karena danya dorongan untuk memenuhi
bermacam-macam kebutuhan. Maslow
berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Artinya, jika
kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul
menjadi yang utama.
Dasar
Teori Heirarki Kebutuhan:
a)
Manusia
adalah makhluk social yang berkeinginan. Ia selalu menginginkan lebih banyak.
Keinginan ini terus-menerus dan akan hanya berhenti bila akhir hayatnya tiba.
b)
Suatu
kebutuhan yang telah dipuaskan tidak
menjadi alat motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi
motivator.
c)
Kebutuhan
manusia tersusun dalam suatu jenjang/hierarki,
Physiological
needs yaitu kebutuhan untuk kebutuhan .
Safety
and Sacurity Needs
adalah kebutuhan akan kebebasan dari
ancaman..
Affiliation
or acceptance needs adalah kebutuhan
social, teman, afiliasi, interaksi, dicintai dan mencintai, serta diterima
dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya.pada dasarnya
manusia normal tidak akan mau hidup menyendiri seorang diri ditempat terpencil
Esteem
or status needs adalah kebutuhan akan
penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan
masyarakat ligkungannya.
Selfactualization adalah
kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan,keterampilan, dan
potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan/ luar
biasa.
Kebaikan dan kelemahan Maslow’s Need
Hierarchy atau hierarki kebuuhan, antara lain sebagai berikut.
Kebaikan
1.
Manajer
mengetahui bahwa seseorang berperilaku atau bekerja adalah untuk dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya, materiil atau nonmateril yang akan memberikan kepusan
kepadanya.
2.
Kebutuhan
manusia berjenjang sesui dengan kedudukan atau social ekonominya, seorang yang
berkedudukan yang rendah cenderung dimotivasi oleh materi, sedang orang yang
berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi nonmateriil.
3.
Manajer
akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk merangsang
semangat bekerja bawahannya.
Kelemahannya
1.
Kebutuhan
manusia menurut teori ini adalah berjenjang/hierarkis, tetapi didalam
kenyataannya manusia menginginkan tercapai sekaligus dan kebutu han manusia itu
merupakan siklus.
Menurut penelitian Herzberg ada tiga hal
penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan, antara lain sebagai
berikut.
1.
Hal-hal
yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan
berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat dinikmati pekerjaan itu
sendiri, dan adanya pengakuan atas semuanya.
2.
Hal-hal
yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor bersifat embel-embel saja
pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat, sebutun jabatan,
hak gaji, tunjangan, dan lain-lain.
3.
Karyawan
akan kecewa apabila peluang untuk berprestasi terbatas. Merwka akan menjadi
sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.
Dari teori ini timbul
paham bahwa dalam perencanaan pekerjaan
harus diusahakan sedemikian rupa, agar faktor pemeliharaan dan faktor motivasi dapat
dipenuhi. Banyak kenyataan yang dapat dilihat dalam satu perusahaan, kebutuhan
kesehatan mendapat perhatian yang lebih banyak daripada pemenuhan kebutuhan
individu secara keeluruhan.
a)
Kebutuhan akan prestasi (n Ach)
Kebutuhan
akan Prestasi (n Ach) merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja
seseorang. Karena itu, n Ach akan mendorong seseorang untuk mengembangkan
kereativitas dan mengerahkan semua kemampuan serta energy yang dimilikinya demi
mencapai prestasi kerja yang maksimal.
b)
Kebutuhan akan afiliasi (n Af)
Kebutuhan
akan afiliasi (n Af) menjadi daya penggerak yang akan memotivasi semangat
bekerja seseorang. Oleh karena itu, n Af ini yang merangsang gairah bekerja
karyawan karena setiap orang menginginkan hal-hal berikut.
1.
Kebutuhan
akan perasaan diterima oleh orang lain dilingkungan ia tinggal dan bekerja (sense of belonging).
2.
Kebuthan
akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting (sense of importance).
3.
Kebutuhan
akan perasan maju dan tidak gagal (sense
of achievement).
4.
Kebutuhan
akan perasaan ikut serta (sense of
participation).
c)
Kebutuhan akan kekuasaan (n Pow)
Kebutuhan akan
kekuasaan (n Pow) merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja
karyawan. n Pow akan merangsang dan memotivasi gairah kerja karyawan serta
menggerakka semua kemampuannya demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang
terbaik. Ego manusia yang lebih berkuasa dari manusia lainnya akan menimbulkan
persaingan. Persaingan ditimbulkan secara sehat oleh manajer dalam memotivasi
bawahannya, supaya mereka termotivasi untuk bekerja giat.
D. Pemimpin
dan Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) yang ditetapan oleh
seseorang manajer dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan
mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang maksimal. Kepemimpinan
adalah kata benda dari pimpinan (leader).
Pemimpin (leader= head) adalah seseorang yang
mempergunakan wewenang dalam kepemimpinanya, mengarahkan bawahan untuk
mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi.
Leader
adalah seorang pemimpin yang mempunyai
sifat-sifat kepemimpinan dan kewibawaan (personality authority). Falsafah
kepemimpinanya bawa pemimpin adalah untuk untuk bawahan dan milik bawahan.
Pelaksanaan
kepemimpinannya cenderung menumbuhkan kepercayaan, partisipasi, loyalitas, dan
internal motivasi para bawahan dengan cara persoasif. Hal ini semua akan
diperoleh karena kecakapan, kemampuan dan perilakunya.
Head
adalah seorang pemimpin yang dalam
melaksanakan kepemimpinannya hanya atas kekuasaan (power) yang dimilikinya. Falsafah kepemimpinannya bahwah bawahan
adalah untuk pemimpin. Pemimpin menganggap dirinya paling berkuasa, paling
cakap, sedangkan bawahan dianggap hanya pelaksana keputusan-keputusannya saja.
Pelaksanaan kepemimpinannya dengan memberikan instruksi/ perintah-perintah,
ancaman hukum, dan pengawasan yang ketat.
Ada beberapa
kepemimpinan menurut beberapa ahli :
1)
Kepemimpinan Ototoriter
Kepemimpinan otoriter
adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada
pimpinan atau menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan
kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pimpinan, bawahan tidaak
diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses
pengaambilan keputusan.
2)
Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan
partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif,menciptakan
kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi pada bawahan.
Pemimpin motivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan.
3)
Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan Delegatif
apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak
lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan
dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak
peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya,
sepenuhnya diserahkan kepada bawahan.
4)
Kepemimpinan situasional
Model kepemimpinan
situasional dikembangkan oleh Paul
Hersey dan Keneth H. Blanchard di
Pusat Studi Kepemimpinan pada akhir tahun 1960. Sampai tahun 1982, Hesey &
Blanchard bekerja sama secara kontinu menyempurnakan kepemimpinan situsional.
Menurut kepemimpinan
situasional, tidak ada satu pun satu cara terbaik untuk mempengaruhi orang
lain. Gaya kepemimpinan mana yang harus digunakan terhadap individu atau
kelompok tergantung pada tingkat kesiapan orang yang akan dipengaruhi,
E.
Kesepakatan Kerja Bersama dan Collektive Bargaining
Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB)
Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB) berperan penting dalam menciptakan pengintergrasian, membina
kerja sama, dan menghindarkan terjadinya konplik dalam perusahaan. Dengan KKB
ini diharpkan permasalahan yang dihadapi karyawan dengan perusahaan dapat
diatasi dengan baik.
Misalny: kenaikan
gaji/upah, tunjangan hari raya, pemecatan bruh, dll.
KKB adalah
adanya musyawarah dan mufakat antara pimpinan perusahaan dan pimpinan serikat
karyawan (buruh) dalam memutuskan masalah yang menyangkut kebutuhan
karyawan dan kepentingan perusahaan.
Dengan landasan musyawarah dan mufakat diharpkan tercipta integrasi yang serasi
dalam perusahaan.
Colektive
Bargaining
Colektive
Bergaining adalah adanya perundingan antara
pimpinan perusahaan dengan pimpinan serikat buruh (karyawan) dalam menetapkan
keputusan-keputusan yang menyangkut kepentingan perusahaan dan kepentingan
buruh. Hal ini dilakukan agar tercipta integrasi yang harmonis dan usaha-usaha
untuk menghindari terjadinya konflik dalam perusahaan.
BAB
III
A. Simpulan
Pengintegrasian
(integration) ialah fungsi
operasional manajemen personalia yang terpenting, dan kompleks untuk
merealisasikannya. Hal ini di sebabkan karena karyawan/ manusia bersipat
dinamis dan mempunyai pikiran, perasaan, harga diri,sifat, serta membawa latar
belakang, perilaku, keinginan, dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam organisasi
perusahaan.
Ada
beberapa jenis teori motivasi :
a. Teori kepuasan (content theory) yang
memusatkan pada apa-nya motivasi.
b. Teori motivasi Proses (Process theory)
yang memusatkan pada bagaimana-nya motivasi.
c. Teori pengukuhan (Reinfoircement theory)
yang menitikberatkan pada cara dimana perilaku dipelajari.
B.
Saran
Dalam
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis memberikan kesempatan
kepada pembaca untuk memberikan saran ataupun kritikan terhadap kekurangan dari
makalah ini.
[1] Drs. H. Malayu S.P.
Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia,
(cet. 7 2005 jakarta: PT. Aksara), hal. 28
Comments
Post a Comment