Modernisasi dan globalisasi terhadap akhlak, etika, dan moral remaja
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan Islam pada intinya adalah sebagai
wahana pembentukan manusia yang bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam
moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari keimanan. Keimanan merupakan
pengakuan hati. Akhlak adalah pantulan iman yang berupa perilaku, ucapan, dan
sikap atau dengan kata lain akhlak adalah amal saleh. Iman adalah maknawi
(abstrak) sedangkan akhlak adalah bukti keimanan dalam bentuk perbuatan yang
dilakukan dengan kesadaran dan karena Allah semata.
Berkaitan dengan pernyataan di atas bahwa
akhlak tidak akan terpisah dari keimanan, dalam al-Qur'an juga sering
dijelaskan bahwa setelah ada pernyataan “orang-orang yang beriman,” maka
langsung diikuti oleh “beramal saleh.” Dengan kata lain amal saleh sebagai
manifestasi dari akhlak merupakan perwujudan dari keimanan seseorang. Pemahaman
moralitas dalam bahasa aslinya dikenal dengan dua istilah yaitu al-akhlaq
al-karimah dan al-akhlaq al-mahmudah. Keduanya memiliki pemahaman yang sama
yaitu akhlak yang terpuji dan mulia, semua perilaku baik, terpuji, dan mulia
yang diridlai Allah.
Satu masalah sosial/kemasyarakatan yang harus
mendapat perhatian kita bersama dan perlu ditanggulangi dewasa ini ialah
tentang kemerosotan akhlak atau dekadensi moral.
Di samping kemajuan teknologi akibat adanya era
globalisasi, kita melihat pula arus kemorosotan akhlak yang semakin melanda di
kalangan sebagian pemuda-pemuda kita. Dalam surat-surat kabar sering kali kita
membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian
obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia
belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan dikalangan remaja putrid dan
lain sebagainya.
Hal tersebut adalah merupakan suatu
masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh kerena itu
persoalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus
untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya
untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kemerosotan akhlak dan moral
dikalangan remaja.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dan perbedaan akhlak,
etika dan moral?
2. Bagaimanakah modernisasi dan globalisasi serta dampaknya terhadap akhlak, etika,
dan moral remaja?
3. Bagaimanakah kondisi akhlak remaja saat ini dan permasalahan yang ditimbulkan?
4. Bagaimanakah solusi yang tepat untuk menangani permasalahan akhlak, etika, dan
moral remaja berdasar atas dalil naqli dan aqli?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui:
1.
Pengertian
dan perbedaan dari akhlak, etika, dan moral.
2.
Modernisasi
dan globalisasi serta dampaknya terhadap akhlak, etika, dan moral remaja.
3.
Kondisi
akhlak remaja saat ini dan permasalahan yang ditimbulkan.
4.
Solusi
yang tepat untuk menangani permasalahan akhlak, etika, dan moral remaja
berdasar atas dalil naqli dan aqli.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika, Akhlak, Moral dan Moderenisasi
1)
Etika
Dari
segi etimologi (ilmu asal usul
kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan
atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak (moral). Sedangkan etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu
yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Pada
dasarnya,etika membahasa tentang tingkah laku manusia.
Tujuan
etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh
manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan
buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam
usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan
masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai ukuran
(kriteria) yang berlainan.
Secara metodologi,
tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika
memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.
Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika
adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang
meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif,
yaitu melihat perbuatan manusia dari sudut baik dan buruk .
Etika terbagi menjadi
tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi
penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi
penggunaan nilai-nilai etika).
2)
Moral
Moral
berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat
kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila.
Moral adalah hal-hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang
tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar.
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke
manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia
yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal
mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal
yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia
tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian
terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah
perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia.
apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.
3)
Akhlak
Secara
linguistik atau bahasa, akhlak berasal dari bahasa arab yakni
khuluqun yang menurut loghat diartikan:
budi pekerti,perangai, tingkah laku
atau tabiat. Kalimat tersebut
mengandung segi-segi persesuaian denga perkataan khalakun yang
berarti kejadian, serta erat hubungan dengan khaliq yang berarti pencipta dan
makhluk yang berarti diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai
media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk dan
antara makhluk dengan makhluk.
Menurut
Al Ghazali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang
menjadikan ia dengan mudah tanpa banyak pertimbangan lagi. Sedangkan sebagaian
ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam
jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa
sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari.
Defenisi
akhlak secara substansi tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat
melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :
a)
Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga
telah menjadi kepribadiannya.
b)
Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini
berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan
tidak sadar, hilang ingatan, tidur, atau gila.
c)
Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya,
tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbutan yang
dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Bahwa
ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat
dinilai baik atau buruk.
d)
Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesunggunya, bukan main-main atau
karena bersandiwara.
e)
Sejalan
dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah
perbuatan yang dilakukan karena keikhlasan semata-mata karena Allah, bukan
karena dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.
Secara
garis besar, akhlak dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu akhlak baik (akhlak
al-karimah) dan akhlak yang buruk (akhlak madzmumah). Yang termasuk akhlak baik
misalnya seperti berbuat adil, jujur, sabar, pemaaf, dermawan, amanah, dan lain
sebagainya. Sedangkan, yang termasuk akhlak buruk adalah seperti berbuat
dhalim, berdusta, pemarah, pendendam, kikir, curang, dan lain sebagainya.
Akhlak
adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup
segala pengertian tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik
maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama rnakhluk.
Rasulullah saw bersabda: " Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah
ialah yang paling baik akhlaknya".
Dari
sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan)
tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai),
at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman),
al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).
Namun
akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang
pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak. Berkenaan
dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic,
akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak
memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya.
4)
Modernisasi
Modernisasi
diartikan sebagai perubahan-perubahan
masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari
masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Pengertian
modernisasi berdasar pendapat para ahli adalah sebagai berikut.
Menurut Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan
bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi
sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis. Sedangkan Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa
sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut:
a)
Cara
berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat.
b)
Sistem
administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
c)
Adanya
sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga
atau badan tertentu.
d)
Penciptaan
iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara
penggunaan alat-alat komunikasi massa.
e)
Tingkat
organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain
pihak berarti pengurangan kemerdekaan.
f)
Sentralisasi
wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
Apabila kita
menelusuri lebih mendalam, maka kita dapat menemukan secara jelas persamaan dan
perbedaan etika dan akhlak. Persamaan diantara keduanya adalah terletak pada
objek yang akan dikaji, dimana kedua-duanya sama-sama membahas tentang baik
buruknya tingkah laku dan perbuatan manusia. Sedangkan perbedaannya sumber
norma, dimana akhlak mempunyai basis atau landasan kepada norma agama yang
bersumber dari hadist dan al-Quran.
Tujuan etika
dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia
disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk
sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha
mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing
golongan dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang
berlainan.
Para ahli dapat
segera mengetahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal sebagai berikut.
Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas
perbutaan yang dilakukan oleh manusia. Kedua, dilihat dari segi sumbernya,
etika bersumber pada akal pikiran dan filsafat. Sebagai hasil pemikiran maka
etika tidak bersifat mutla, absolut dan tidak pula universal. Ketiga, dilihat
dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap
terhadap suatu perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat,
terhina dsb. Dan keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif
yakni dapat berubah-rubah sesuai tuntutan zaman. Dengan ciri-ciri yang demikian
itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk.
Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan
oleh akal manusia.
Moral berasal
dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila. Sedangkan moral
adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana
yang baik dan mana yang wajar.
Antara etika
dan moral memang memiliki kesamaan. Namun, ada pula berbedaannya, yakni etika
lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis.
Menurut pandangan ahli filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan manusia
secara universal (umum), sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran,
etika menjelaskan ukuran itu.
Namun demikian,
dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau
dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbutan manusia baik atau
buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam
pembicaran moral tolak ukur yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan
berkembang dan berlangsung di masyarakat.
Dalam beberapa
hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan
etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan
tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang
digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di
masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada
dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam dataran realitas dan muncul
dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat.
Etika dan moral
sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral
atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika
dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
Namun, etika,
moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan membutuhkan. Uraian
tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa etika, moral dan susila
berasala dari produk rasio dan budaya masyarakat yang secara selektif diakui
sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara
akhlak berasal dari wahyu, yakni ketentuan yang berdasarkan petunjuk Al-Qur'an
dan Hadis. Dengan kata lain jika etika, moral dan susila berasal dari manusia
sedangkan akhlak berasal dari Tuhan.
3.1 Dampak
modernisasi dan globalisasi terhadap akhlak, etika, dan moral remaja
Modernisasi
merupakan suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih
maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan, globalisasi
yang berasal dari kata global atau globe artinya
bola dunia atau mendunia. Jadi, globalisasi
berarti suatu proses masuk ke lingkungan dunia.
Modernisasi dan globalisasi dapat memperngaruhi sikap masyarakat dalam
bentuk positif maupun negatif. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
¨ Sikap Positif
1) Penerimaan secara terbuka (open minded); lebih dinamis, tidak
terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot
2)
Mengembangkan
sikap antisipatif dan selektif kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang
terjadi.
¨ Sikap Negatif
1)
Tertutup dan was-was (apatis)
2)
masyarakat
yang telah merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada
3)
Acuh
tah acuh
4)
masyarakat
awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi
5)
Kurang
selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi
6)
dengan
menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi/filter
Modernisasi dan globalisasi dapat masuk ke kehidupan masyarakat melalui
berbagai media, terutama media elektronik seperti internet. Karena dengan
fasilitas ini semua orang dapat dengan
bebas mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Pengetahuan dan
kesadaran seseorang sangat menentukan sikapnya untuk menyaring informasi yang
didapat. Apakah nantinya berdampak positif atau negatif terhadap dirinya,
lingkungan, dan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pemahaman agama yang baik
sebagai dasar untuk menyaring informasi. Kurangnya
filter dan selektivitas terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia, budaya
tersebut dapat saja masuk pada masyarakat yang labil terhadap perubahan
terutama remaja dan terjadilah penurunan etika dan moral pada masyarakat
Indonesia.
Jika dilihat pada kenyataannya, efek dari modernisasi dan globalisasi
lebih banyak mengarah ke negatif. Kita dapat kehilangan budaya negara kita sendiri dan terbawa oleh
budaya barat, jika masyarakat Indonesia sendiri tidak mempelajari pengetahuan tentang
kebudayaan Indonesia dan tidak menjaga kebudayaan tersebut. Ada baiknya budaya barat yang kita serap disaring terlebih
dahulu. Karena tidak semua budaya barat adalah baik. Jika kita terus menerima
dan menyerap budaya asing yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia,
dapat terjadi penyimpangan etika dan moral bangsa Indonesia sendiri. Melalui
penyimpangan etika dan moral tersebut, dapat tercipta pola kehidupan dan
pergaulan yang menyimpang. Tidak hanya akibat negatif yang dihasilkan modernisasi dan
globalisasi. Proses ini juga menghasilkan akibat positif, yaitu terciptanya
masyarakat yang lebih intelek dan melek
terhadap perubahan dan perkembangan dunia.
3.2
Kondisi akhlak remaja saat ini dan permasalahan yang ditimbulkan
Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai
penurunan akhlak masyarakat yang diadapat dari berbagai masyarakat.
¨ 15-20 persen dari remaja usia sekolah di Indonesia sudah melakukan
hubungan seksual di luar nikah
¨ 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap
tahunnya
¨ hingga Juni 2009 telah tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV
positif di Indonesia, dengan 78,8 persen dari kasus-kasus baru yang terlaporkan
berasal dari usia 15-29 tahun
¨ Diperkirakan terdapat sekitar 270.000 pekerja seks perempuan yang
ada di Indonesia, di mana lebih dari 60 persen adalah berusia 24 tahun atau
kurang, dan 30 persen berusia 15 tahun atau kurang
¨ setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia di mana
20 persen diantaranya adalah aborsi yang dilakukan oleh remaja
¨ Berdasarkan data kepolisian, setiap tahun penggunaan narkoba selalu
naik. Korban paling banyak berasal dari kelompok remaja, sekitar 14 ribu orang
atau 19% dari keseluruhan pengguna.
¨ jumlah kasus kriminal yang dilakukan anak-anak dan remaja tercatat
1.150 sementara pada 2008 hanya 713 kasus. Ini berarti ada peningkatan 437
kasus. Jenis kasus kejahatan itu antara lain pencurian, narkoba, pembunuhan dan
pemerkosaan.
¨ Sejak Januari hingga Oktober 2009, Kriminalitas yang dilakukan oleh
remaja meningkat 35% dibandingkan tahun sebelumnya, Pelakunya rata-rata berusia
13 hingga 17 tahun.
Kemorosotan akhlak di atas disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
¨ Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa
ikut-ikutan untuk melakukan hal yang tidak baik.
¨ Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kuran
memperhatikan anaknya, bisa-bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah
dan selalu keluar rumah. Hal ini bisa menyebabkan remaja terkena pergaulan
bebas.
¨ Ingin mengikuti trend, bsia saja awalmya para remaja merokok adalah
ingin terlihat keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah
mencoba merokok dia juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan
seks bebas.
¨ Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat
pelarian.
¨ Kurangnya pendidikan Agama dan moral.
Faktor-faktor di atas sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Dengan berkembang pesatnya teknologi pada zaman
sekarang ini, arus informasi menjadi lebih transparan. Kemampuan masyarakat yang tidak dapat menyaring
informasi ini dapat mengganggu akhlak. Pesatnya perkembangan teknologi dapat
membuat masyarakat melupakan tujuan utama manusia diciptakan, yaitu untuk
beribadah.
Untuk mengatasi masalah ini, penulis memeberikan beberapa solusi
berdasarkan dalil naqli dan akli sebagai berikut.
¨ Untuk meghindari salah pergaulan,
kita harus
pandai memilah dan memilih teman dekat. Karena pergaulan akan sangat
berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak.
¨ Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang,
terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang
tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang
tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak.
¨ Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring
pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini,
orang-orang menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan.
Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak
penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak
hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di
sekelilingnya.
¨ Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal
sholeh.
Dalil-dalil
yang berhubungan dengan akhlak, moral, dan etika
Firman Allah swt:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
(QS. Ali Imran: 190)

Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan mereka, kecuali
pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau
berbuat maruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa
yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi
kepadanya pahala yang besar. (QS. An-nisa: 114)

Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS. Al Anfal:2)

Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka
akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta
rezki (nimat) yang mulia. (QS. Al Anfal:4)

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mumin, diri dan
harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan
Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar
dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih
menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli
yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah:
111)

Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu
tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu,
(QS. Yasin: 60)

Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada
mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri
akhirat. (QS. Sad: 46)
Sabda
Rasulullah:
‘Sesungguhnya
aku Muhammad s.a.w. tidak diutus melainkan untuk menyempurnakan kemuliaan
akhlak.’
‘Ketahuilah
kamu di dalam badan manusia terdapat segumpal darah. Apabila baik maka baiklah
keseluruhan segala perbuatannya dan apabila buruk maka buruklah keseluruhan
tingkah lakunya. Ketahuilah kamu bahawa ia adalah hati’
‘Sesungguhnya
Allah tidak melihat kepada rupa paras kamu dan tidak kepada tubuh badan kamu,
dan sesungguhnya Allah tetap melihat kepada hati kamu dan segala amalan kamu
yang berlandaskan keikhlasan hati.’
‘Seseorang
itu tidak beriman sehinggalah dia mengasihi terhadap saudaranya seperti mana
dia kasih terhadap dirinya sendiri’
(Riwayat
Bukhari dan Muslim)
‘Sesunggubnya
amalan yang sangat dicintai Allah selepas melakukan ibadat fardhu oleh hambanya
ialah mengembirakan hati saudaranya sesama Islam’
(Riwayat
Baihaqi)
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Perbedaaan
antara akhlak, moral, dan etika adalah terletak pada sumber yang dijadikan
patokan untuk menentukan baik dan buruk. Pada etika, penilaian baik buruk
berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral berdasarkan kebiasaan yang
berlaku umum di masyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk
menentukan baik buruk itu adalah al-Qur'an dan al-hadis.
2. Modernisasi adalah suatu proses
transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di
berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan globalisasi adalah suatu proses masuk ke lingkungan dunia, dimana semua informasi dari berbagai
belahan dunia dapat diakses dengan mudah dan cepat. Kedua hal ini dapat memberi
pengaruh positif dan negatif tergantung pada kemampuan masyarakat untuk
menyaring informasi tersebut.
3. Berdasarkan fakta yang ada, dapat dilihat bahwa terjadi kemerosotan
nilai akhlak, seperti tingkat kriminalitas yang tinggi, tingkat aborsi yang
tinggi, dan lain-lain. Jika hal-hal seperti ini tidak diperbaiki, hal ini akan
menyebabkan rusaknya generasi masyarakat di masa yang akan datang. Sehingga
tidak mungkin zaman akan berganti lagi seperti zaman jahiliyah dahulu.
4. Untuk mencegah dan atau memperbaiki kemorosotan akhlak ini, ada berbagai
macam solusi yang dapat dilakukan seperti yang telah disebutkan di atas. Namun
pada dasarnya, semua solusi tersebut mengarah pada pemahaman dan pengamalan
yang sebenarnya pada ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits.
DAFTAR PUSTAKA
http://wizanies.blogspot.com/2007/08/akhlak-etika-moral.html
http://grms.multiply.com/journal/item/26
http://dewon.wordpress.com/2007/11/03/kategori-19/
ETIKA MORAL DAN AKHLAK
TUGAS AGAMA
Diajukan
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Agama dan
Etika Islam (KU 2061)
Disusun
oleh:
Marissa
Fitri (13508001)
Vega Annisa
( 15308014)
Tia Fitriani
(15308026)
Anissa Sukma
Safitri (15308027)
Rosetyati
Retno (153080 )

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2010
Comments
Post a Comment