Analisis Sinetron "Tutur Tinular versi 2011"
A.
Awal
Mula Indosiar
Indosiar
adalah salah satu stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. Stasiun televisi ini beroperasi dari Daan Mogot, Jakarta Barat. Indosiar awalnya didirikan dan
dikuasai oleh Grup Salim dan Agung Laksono melalui PT Indosiar Karya
Media Tbk (waktu
itu bernama PT Indonusa Karya Media) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta). Pada 30 Juni 2001, Grup Salim mengambil alih sebagian saham PT
Indonusa Karya Media dari Agung Laksono dan mengubah namanya menjadi PT
Indosiar Karya Media Tbk. Pada 13 Mei 2011, mayoritas saham PT Indosiar Karya Media Tbk dibeli oleh PT Elang Mahkota
Teknologi Tbk,
pemilik SCTV, menjadikan kedua stasiun televisi berada dalam satu
pengendalian.
Dalam siarannya, Indosiar banyak menekankan kebudayaan.
Salah satu program kebudayaan yang selalu ditayangkan adalah acara pertunjukan wayang pada malam minggu.
Bentuk logo Indosiar yang sangat mirip dengan bentuk logo Television
Broadcasts Limited,
Hongkong. Awalnya, Indosiar memang banyak menayangkan drama-drama
Hongkong. Seperti misalnya serial Return of The Condor Heroes yang dibintangi oleh Andy Lau, To
Liong To
yang dibintangi oleh Tony Leung yang keduanya cukup populer di
kalangan penonton.
Selain itu, Indosiar juga memopulerkan sinetron-sinetron
Indonesia yang bertemakan cinta dan keluarga (dimulai sejak munculnya Tersanjung), acara-acara
realitas yang melibatkan emosi penonton dan SMS secara langsung (dimulai sejak
munculnya AFI), infotainment KISS (Kisah Seputar Selebritis). Indosiar juga menayangkan
acara anak-anak atau kartun yang cukup banyak setiap hari minggu yaitu dari pukul 06.30 sampai 12.00
WIB, Acara-acara anak yang pernah populer di Indosiar adalah, Dragon Ball, Digimon, Pokemon, Bleach, Naruto, Gundam, dan lain-lain.
Direktur Utama Indosiar saat ini adalah Lie
Halim yang
menggantikan Anky
Handoko. Pada 22
Desember 2011, Indosiar berhasil memperoleh hak siar UEFA Champions
League untuk
musim kompetisi 2012-2013 hingga 2014-2015 bersama SCTV.
B.
Pengertian
Sinetron
Sinetron merupakan kepanjangan dari sinema elektronik yang
berarti sebuah karya cipta seni budaya, dan media komunikasi pandang dengar
yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita video melalui
proses elektronik lalu di tayangan melalui stasiun televisi.
Sinema elektronik atau lebih populer dalam
akronim sinetron adalah istilah untuk serial drama sandiwara bersambung yang disiarkan
oleh stasiun televisi. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan
manusia sehari-hari yang diwarnai konflik berkepanjangan. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron
diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter masing-masing.
Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar
sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia
maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis
skenario. Dibuatnya sinetron menjadi berpuluh-puluh episode kebanyakan
karena tujuan komersial semata-mata sehingga dikhawatirkan menurunkan kualitas
cerita, yang akhirnya membuat sinetron menjadi tidak lagi mendidik, tetapi
hanya menyajikan hal-hal yang bersifat menghibur. Hal ini banyak terjadi di
Indonesia yang pada umumnya bercerita seputar kehidupan remaja dengan intrik-intrik
cinta segi tiga, kehidupan keluarga yang penuh kekerasan, dan tema yang
akhir-akhir ini sangat digemari yaitu tentang kehidupan alam gaib
Cerita yang diusung oleh sinetron secara umum serupa satu
sama lain. Hal ini menimbulkan kritik kritis mengenai kreativitas dalam
pembuatan sinetron.
Berikut adalah tema yang menjadi latar umum cerita sinetron:
1.
Keluarga
Berada
Kritik terhadap tema ini datang dari pandangan bahwa konflik
yang terjadi dalam suatu keluarga berasal dari kebencian mendalam yang berlarut-larut.
Dalam beberapa sinetron, konflik akibat kebencian tersebut bahkan mencapai
puluhan tahun.
Akibat konflik yang berlarut-larut tersebut, sinetron dengan
latar keluarga berada biasanya banyak memuat redudansi (berulang-ulang) cerita.
2.
Religius
Kritik terhadap sinetron yang mengangkat tema religi
biasanya berpusat pada cerita sinetron yang dianggap terlalu mendogmakan ajaran
agama daripada pesan-pesan moral yang lebih mengena dalam kehidupan
sehari-hari.
3.
Mistis
Sinetron mistis memuat cerita yang kental dengan unsur
mistis dan mengabaikan logika penonton. Pengkritik sinetron ini biasanya
menyoroti cerita yang dianggap merendahkan ajaran agama. Sementara pengkritik
lain mengangkat kualitas cerita yang umumnya rendah.
C.
Analisis
Sinetron “Tutur Tinular Versi 2011”
1)
Pemain
- Ferry Fadli sebagai Arya Kamandanu
- M. Aboed sebagai Arya Dwipangga, Ike Mese, Mpu Sasi, Ma Bo Yie, Sokol
- Lily Nur Indah Sari sebagai Nari Ratih, Luh Jinggan, Sunggi
- Elly Ermawatie sebagai Mei Shin
- Eddy Dhosa sebagai Lo Shi Shan, Mantri Segoro Winotan
- Ivone Rose sebagai Sakawuni
- Asdi Suhastra sebagai Mpu Ranubhaya,
- Hari Akik sebagai Mpu Hanggareksa, Kebo Anengah, Gajah Mada
- Lukman Tambose sebagai Mpu Tong Bajil, Aki Tangkur, Ki Surabaya
- Margareth sebagai Dewi Sambi
- Herry Setiono sebagai Sanggrama Wijaya, Murdaja, Kuda Prana, Ra Yuyu
- Nusri Nurdin sebagai Lembu Sora, Luruh, Gagak Sali, serta pembawa cerita seri 001-090
- Rusli Pontian sebagai Ranggalawe, Suraprabawa, Patih Emban
- Haryoko sebagai Kubilai Khan, Nambi, Aki Lumpang, Mpu Renteng, Resi Wisambudi, Resi Mahalalita, Panji Ketawang dewasa
- Iwan Dahlan sebagai Pranaraja, Aki Pamungsu, Ki Sugata Brahma, Rake Dukut, Ki Panggala, Mantri Prakrama
- Petrus Urspon sebagai Jaran Bangkal, Banyak Kapuk, Jayakatwang, Mei Hua, Gajah Pagon
- Narto Bantul sebagai Ardharaja, Adisara, Rembaka, Ki Talat Waja, Ra Wedeng
- Idris Apandi sebagai Ramapati, Banyak Kapuk, Macan Kumbang, Watukura
- Sono Sudiakso sebagai Arya Wiraraja, Mpu Lunggah, Aki Gumbreg, Rakawikirang
- Nenny Haryoko sebagai Ayu Pupu alias Dewi Tunjung Biru, Nyi Pamungsu
- Anna Sambayon sebagai Nini Raga Runting, Nyi Lemus, Nyi Kelu, Nyi Pamiji
- Mario Kulon sebagai Dangdi, Kaki Tanparoang, Ra Lumbu, Banyak Kapuk,
- Rio Sempana sebagai Panji Ketawang kecil
- Reneth sebagai Ayu Wandira kecil
- Suryadin Tandjung sebagai Jaran Lejong, Pakeling, Kalongpret
- Wenda Lubis sebagai Wirot, Kebo Anabrang, Langkir, Jaran Bangkal, Demung Wira
- Elly Panca sebagai Nyi Rongkot
- Yanwar sebagai Ra Tanca
- Herman Wijaya sebagai Tabib Wong Yin, Silananda Jaya
- Yulie Muliana sebagai Werda Murti, Palastri, Kurantil, Mei Shin, Ayu Wandira dewasa
- Bambang Jeger sebagai Patih Kebo Mundarang, Sudra Palong
- Mamuk Pratomo sebagai Kertanagara, Kebo Kluyur
- Wawan GW sebagai Ganggadara, Ki Bokor
- Benny Indrahadi sebagai Jarawaha, Shih Pie, Sanding, Kuntir, Sampit, Ra Banyak, Jana Lelung
- Sudibyanto sebagai Jaruju, Tambir, Kartawiyoga
- Wahyu Chandra sebagai Balawi, Meng Chi, Ki Janawidi
- A.P. Burhan sebagai Rakryan Wuruh, Chan Pie, Aki Pamiji, Banyak Dekur, Rake Patanjana, Rana Dikara, Mpu Tanduk, Wong Agung alias Resi Jana Maha Dwija
- Eny Budiono sebagai Parwati
- Katarina sebagai Nyi Warih
- Kasdu Dewa sebagai Dipangkara Dasa, Lembu Sora, Ra Podang
- Otis Perkasa sebagai Wong Chau
- Armand Donida sebagai Kau Hsing
- Budi Klontong sebagai Nambi, Ki Julungwangi
- Ai Mudji Rahayu sebagai Nararya Turuk Bali
- Bambang Hermanto sebagai Gajah Pagon, Wong Kilur
- Wied Harry Apriadjie sebagai Marakeh
- Freddy Canser sebagai Medangkungan
- Eddy Juni sebagai Linggapati, Puye, Ike Mese, Nambi
- Rini Marjan sebagai Sariti, Tribhuwaneswari, Nyi Tumpak Seti
- Novia Mandagi sebagai Mahadewi
- Jumirah sebagai Pradnya Paramita
- Wiwiek sebagai Rajapatni
- Mas'ud sebagai Wangsa Halemu
- Yayuk Kristanto sebagai Nyi Sepang
- Mogan Pasaribu sebagai Ra Pangsa
- Elyas sebagai Gajah Biru
2)
Profil
Tokoh dan Karakter
ARYA KAMANDANU (disuarakan oleh
Ferry Fadli), adalah seorang pemuda lugu. Dia adalah putera kedua Empu
Hanggareksa (disuarakan oleh Harry Akik), Kamandanu sangat suka mempelajari
ilmu kanuragan. Dia diangkat murid oleh kakak seperguruan ayahnya yang bernama
Empu Ranubaya (disuarakan oleh Asdi Suhastra). Empu Ranubaya mengajarkan
Kamandanu jurus Nagapuspa, yaitu ilmu kanuragan ciptaan Empu Gandring dan Aji
Saipi Angin, yaitu ilmu meringankan tubuh yang bisa membuat tubuh seringan
kapas. Sayang, ketika Arya Kamandanu sedang giat belajar, Empu Ranubaya
dikejar-kejar oleh prajurit Singasari, karena dia dianggap telah menghina Prabu
Kertanegara. Kemudian Arya Kamandanu mendalami lagi Jurus Naga Puspa tahap
akhir yang tinggalkan Empu Ranubaya di atas sebuah batu. Dengan bantuan Empu
Lunggah (disuarakan oleh Sono Sudiyakso) yang merupakan kakak seperguruan
tertua ayahnya, Kamandanu mampu menyempurnakan Jurus Naga Puspa. Ilmu Kamandanu
semakin hebat setelah dia tergigit ular siluman Naga Puspa Kresna.
Arya Kamandanu kurang beruntung
dalam percintaan. Dua kali dia mengalami kekecewaan akibat ulah kakaknya, Arya
Dwipangga. Dua wanita yang dicintai Kamandanu, yaitu Nari Ratih (disuarakan
oleh Lily Nur Indah Sari) dan Mei Shin (disuarakan oleh Elly Ermawati) dinodai
oleh Arya Dwipangga. Ada juga seorang wanita yang sempat singgah di hati
Kamandanu, yaitu Luh Jinggan ( juga disuarakan oleh Lily Nur Indah Sari) puteri
Empu Lunggah. Kamandanu kemudian menjadi Panglima Majapahit dan menikah dengan
Sakawuni (disuarakan oleh Ivonne Rose) dan mempunyai seorang anak laki-laki
yang bernama Jambunada.
ARYA DWIPANGGA (disuarakan oleh M.
Aboed) adalah kakak Kamandanu. Dia gemar bersyair dan merayu para wanita dengan
syair-syairnya itu. Dia mudah jatuh cinta pada perempuan cantik, meskipun
perempuan itu kekasih adiknya sendiri. Pertama dia merebut Nari Ratih dan
menikahinya. Dari pernikahannya dengan Nari Ratih Arya Dwipangga memiliki
seorang anak laki-laki yang bernama Panji Ketawang (disuarakan oleh Rio
Sempana). Beberapa tahun kemudian Dwipangga bertemu dengan Mei Shin. Arya
Dwipangga langsung jatuh cinta pada Mei Shin. Lagi-lagi Arya Dwipangga tidak
berduli kalau Mei Shin adalah kekasih Kamandanu. Seperti biasa Arya Dwipangga
menggunakan syair-syairnya untuk memikat Mei Shin. Namun kali ini syair-syair
Arya Dwipangga tidak mampu memikat Mei Shin. Akhirnya Arya Dwipangga menodai
Mei Shin dengan menggunakan obat perangsang, sehingga Mei Shin mengandung dan
kemudian melahirkan seorang anak perempuan bernama Ayu Wandira (disuarakan oleh
Rennet).
Kamandanu sangat marah atas
perbuatan Dwipangga itu. Dihajarnya Dwipangga hingga tangannya menjadi cacat.
Merasa sakit hati Arya Dwipangga melaporkan Mei Shin kepada pemerintah Kediri,
sehingga rumah Empu Hanggareksa diobrak-abrik dan dibakar. Juga Empu Hanggareksa
tewas dalam kejadian itu.
Arya Dwipangga mabuk-mabukan dan
menyiksa Nari Ratih hingga tewas. Kamandanu murka untuk kedua kalinya. Arya
Dwipangga dihajarnya lagi hingga jatuh ke sumur tua. Di dalam sumur tua itu
Arya Dwipangga bertemu dengan seorang laki-laki misterius yang bernama Watukura
(disuarakan oleh Idris Apandi). Watukura mengajarkan Arya Dwipangga jurus
Kidung Pamungkas dan jurus Pedang Kembar. Setelah beberapa tahun lamanya Arya
Dwipangga keluar dari sumur tua itu. Dia menjadi seorang pembunuh berdarah
dingin. Semua orang yang bertemu dengannya pasti mati. Setiap akan melakukan
pembunuhan,Arya Dwipangga selalu bersyair, sehingga dia mendapat julukan
Pendekar Syair Berdarah.
Arya Dwipangga akhirnya bertemu lagi
dengan Kamandanu di desa Kurawan, tempat tinggal mereka dulu. Dan kedua kakak
beradik itu bertarung habis-habisan. Namun Arya Dwipangga tidak mampu
mengalahkan Arya Kamandanu. Ia akhirnya melarikan diri.
Arya Dwipangga bertemu dengan Empu
Lunggah. Seperti biasa nafsu membunuhnya muncul. Namun dia tidak berdaya
melawan Empu Lungga, karena Empu Lunggah menggunakan ilmu Rajut Busana, yaitu
sebuah ilmu yang dapat menghilangkan kesaktian seseorang. Arya Dwipangga
kehilangan kesaktiannya. Jurus Pedang Kembar dan Kidung Pamungkas tidak berarti
lagi.
Tak lama kemudian mata Arya
Dwipangga buta. Hal itu disebabkan karena kutukan seorang pertapa yang bernama
Resi Wisambudi (disuaran oleh Haryoko) yang telah dibunuhnya.
Arya Dwipangga menyesali semua dosa
yang pernah diperbuatnya. Dia ingin bunuh diri, tapi tidak berhasil. Keadaan
Arya Dwipangga tak ubahnya seperti pengemis. Dalam keadaan seperti itulah Arya
Dwipangga bertemu kembali dengan Mei Shin yang saat itu sudah menjadi tabib
terkenal. Awalnya Mei Shin tidak mau menolong Dwipangga, karena hatinya masih
terluka akibat ulah Dwipangga yang telah merusak hidupnya. Namun lama-lama Mei
Shin kasihan juga pada Arya Dwipangga. Arya Dwipangga akhirnya dibawa ke tempat
tinggal Mei Shin.
Dalam Mahkota Mayangkara, yang
merupakan lanjutan Tutur Tinular, Arya Dwipangga menikah dengan Mei Shin.
Pernikahan itu terjadi karena desakan Ayu Wandira (disuarakan oleh Julie
Mulyana) yang menginginkan kedua orangtuanya bersatu. Tentu saja pernikahan itu
hanya formalitas saja, karena Mei Shin tetap tidak mau hidup bersama Arya
Dwipangga.
Setelah Mei Shin meninggal Arya
Dwipangga kembali hidup terlunta-lunta. Namun pada suatu hari Arya Dwipangga
bertemu dengan Prabu Jayanegara yang sedang berburu. Prabu Jayanegara tertarik
dengan kemampuan Arya Dwipangga bersyair. Akhirnya Arya Dwipangga diangkat
menjadi seorang pujangga istana yang bertugas membacakan syair di depan raja.
Dia mengganti namanya menjadi Resi Mahasadu.
§
MEI SHIN
MEI SHIN adalah seorang pendekar
wanita berkebangsaan Mongolia. Bersama suaminya Lou Shi San (disuarakan oleh
Edi Dhosa), Mei Shin berlayar ke tanah Jawa sambil membawa Pedang Nagapuspa
ciptaan Empu Ranubaya. Namun di Tanah Jawa Mei Shin dan suaminya malah
dikejar-kejar oleh Para prajurit kediri yang dipimpin oleh Empu Bajil
(disuarakan oleh Lukman Tambose) dan Dewi Sambi (disuarakan oleh Margaret).
Empu Bajil sangat menginginkan Pedang Nagapuspa. Oleh karena itu dia terus
memburu Mei Shin dan Lou Shi San.
Dalam sebuah pertarungan Lou Shi San
terluka parah akibat terkena Aji Segara Geni milik Empu Bajil. Namun untunglah
Arya Kamandanu yang sedang mengembara datang menolong. Sayang, jiwa Lou Shi San
sudah tidak tertolong lagi. Setelah beberapa hari diobati dia pun meninggal.
Dari Lou Shi San dan Mei Shin Arya Kamandanu tahu kalau Empu Ranubaya terdampar
di negeri Cina karena dibawa oleh utusan Kaisar Kubilai Khan yang telah
dipermalukan oleh Prabu Kertanegara. Kemudian dia diminta membuat senjata
pusaka oleh Kaisar Kubilai Khan. Karena terancam bahaya, Empu Ranubaya
diselamatkan oleh Mei Shin dan Lou Shi San.
Mei Shin lalu ditampung di rumah
Arya Kamandanu. Sedikit demi sedikit benih-benih cinta bersemi di hati mereka.
Namun prajurit-prajurit Kediri terus memburu Mei Shin. Karena tidak ingin
menyusahkan Kamandanu diam-diam Mei Shin pergi.
Kemudian Mei Shin bertemu dengan
Arya Dwipangga. Mei Shin tahu kalau Arya Dwipangga mencintainya. Namun dia
tidak menanggapinya. Syair-syair Arya Dwipangga hanya dianggap angin lalu saja.
Namun obat perangsang membuat Mei Shin tidak sadar, sehingga dia dinodai Arya
Dwipangga.
Untunglah Arya Kamandanu mau
bertanggung jawab. Dengan hati yang luka Kamandanu menikahi Mei Shin. Mei Shin
lalu menyerahkan Pedang Nagapuspa pada Arya Kamandanu. Ketika rumah Empu
Hanggareksa diserbu Prajurit Kediri, Mei Shin berhasil lolos. Kembali dia
ddikejar-kejar oleh prajurit Kediri. Namun Mei Shin diselamatkan oleh Nini Raga
Runting (disuarakan oleh Ana Sambayon ) dan Kaki Tamparoang (disuarakan oleh
Mario Kulon). Mereka adalah sepasang pendekar tua yang mempuni. Nini
Ragarunting terkenal dengan senjata andalannya yaitu Selendang Kuning.
Sedangkan Kaki Tamparoang terkenal dengan senjatanya yaitu Ikat Kepala Gledek.
Kaki Tamparoang dan Nini Ragarunting
berhasil mempertemukan kembali Mei Shin dan Kamandanu. Selama beberapa waktu
Mei Shin dan Kamandanu bisa hidup bersama. Kamandanu tertarik untuk menjadi
prajurit Majapahit. Tak Lama setelah Kamandanu pergi, Dewi Sambi dan anak
buahnya datang ke lereng Gunung Arjuno dan menyerang tempat tinggal Mei Shin.
Mei Shin kembali bertarung melawan Dewi Sambi. Mei Shin terluka parah dan jatuh
ke dalam jurang setelah terkena Aji Tapak Wisa milik Dewi Sambi. Untunglah Ayu
Wandira dan Panji Ketawang diselamatkan oleh Nini Raga Runting dan Kaki
Tamparoang. Kelak Ayu Wandira menjadi murid Nini Raga Runting dan mewarisi
jurus Emban Gendong Momongan. Mei Shin ditemukan oleh Tabib Wong Yin
(disuarakan oleh Herman Wijaya) dan anak angkatnya Ratanca (disuarakan oleh
Yanuar) yang saat itu sedang mencari daun-daunan untuk obat. Mei Shin kemudian
dibawa ke tempat Tinggal Tabib Wong Yin. Di sana Mei Shin disembuhkan dari
luka-lukanya. Mei Shin tertarik dengan ilmu pengobatan. Dia lalu belajar ilmu
pengobatan pada Tabib Wong Yin. Selain ilmu pengobatan, Mei Shin juga mendapat
satu ilmu yang bernama ilmu kabegjan, yaitu sebuah ilmu yang bisa melindungi
diri dari bahaya selama pimiliknya tidak pernah berbohong. Akhirnya Mei Shin
menjadi seorang tabib terkenal dan berganti nama menjdi Nyai Paricara.
Ketika Sang Prabu Kertarajasa Jayawardana
sakit keras, Nyai Paricara alias Mei Shin datang ke Majapahit. Bersamaan dengan
itu Sakawuni pun melahirkan, sehingga di samping mengobati raja, Mei Shin juga
harus menolong persalinan Sakawuni. Sayang dua-duanya tidak tertolong. Mei Shin
bertemu lagi dengan Kamandanu, tapi dia tidak mengungkapkan jati dirinya yang
sebenarnya. Mei Shin meninggal, karena terkena wabah penyakit Mageleh setelah dia
mengobati warga Desa Binor.
§
SAKAWUNI
SAKAWUNI adalah seorang gadis yang
hidupnya ugal-ugalan. Dia adalah cucu Ki Sugata Brahma, Pendekar Lengan Seribu
(disuarakan oleh Iwan Dahlan). Untuk melampiaskan dendamnya pada orang-orang
Singasari, Sakawuni bergabung dengan orang-orang Kediri. Namun sebenarnya
Sakawuni adalah seorang gadis berjiwa pendekar. Dia beberapa kali menolong Mei
Shin, Lou Shi San, dan Kamandanu dari gangguan para prajurit kediri secara
sembunyi-sembunyi. Dalam sebuah pertarungan melawan Empu Bajil dan
kawan-kawannya Kamandanu terluka parah. dia diselamatkan oleh Sakawuni dan
dibawa ke rumah kakeknya. Ki Sugata Brahma mengatakan Bahwa luka Kamandanu bisa
disembuhkan dengan Bunga Tunjung Biru. Untunglah Sakawuni bertemu dengan Kaki
Tamparoang. Atas petunjuk Kaki Tamparoang Sakawuni membawa Kamandanu ke bukit
Panampihan untuk meminta Bunga Tunjung Biru pada pemiliknya yaitu Dewi Tunjung
Biru (disuarakan oleh Neni Haryoko)
Ternyata Dewi Tunjung Biru adalah
ibu kandung sakawuni yang sudah lama menghilang. Sakawuni senang bisa bertmu
dengan ibu kandungnya dan luka-luka Kamandanu bisa disembuhkan.
Sakawuni pergi ke Majapahit untuk
membunuh Banyak Kapuk, perwira Singasari yang telah meninggalkan ibunya. Hampir
saja Banyak Kapuk (disuarakan oleh Petrus Urspon) terbunuh, namun akhirnya
Sakawuni sadar dan mau memaafkan ayahnya itu. Dia akhirnya bersedia mengabdi
pada Majapahit.
Bersama Arya Kamandanu Sakawuni
menjalankan tugas sebagai prajurit Majapahit, termasuk di antaranya adalah menumpas
gerombolan perampok yang dipimpin Empu Bajil. Setelah Gerombolan itu
dihancurkan, Sakawuni dan Arya Kamandanu menikah.
Sayang, Sakawuni meninggal setelah
melahirkan akibat mengalami pendarahan hebat. Sepeninggal Sakawuni Arya
Kamandanu mengundurkan diri dari keprajuritan dan kembali menyepi di lereng
Gunung Arjuno bersama anaknya.
EMPU BAJIL adalah pendekar sakti,
namun kejam. Pendekar cebol dari Lereng Tengger ini memiliki senjata andalan
yaitu tongkat Pencabut Roh dan ilmu pukulan maut yang bernama Aji Segara Geni.
Empu Bajil adalah pemimpin kelompok pendekar yang membantu Pemerintah Kediri.
Dalam sebuah pertarungan melawan Arya Kamandanu, Tongkat Pencabut Roh patah
menjadi dua. Empu Bajil sangat marah. Dia lalu memperdalam Aji Segara Geni di
Lereng Tengger. Setelah beberapa bulan lamanya Empu Bajil berhasil memperdalam
Aji Segara Geni. Dia kembali turun Gunung. Kembali Empu Bajil bertarung melawan
Arya Kamandanu. Mereka bertarung di Lembah Kardama. Dalam pertarungan itu Arya
Kamandanu kalah dan Pedang Nagapuspa dapat direbut.
Dengan Pedang Nagapuspa di tangannya
Empu Bajil menjadi semakin kuat. Dia dan kelompok perampoknya membuat kekacauan
di mana-mana, bahkan kan dia berani membuat kekacauan di Majapahit. Namun Empu
Bajil tidak lama memiliki Pedang Nagapuspa. Dengan kekuatan ghaib Nagapuspa
Kresna dan Keris Empu Gandring, akhirnya Arya Kamandanu berhasil merebut
kembali Pedang Nagapuspa. Dan Empu Bajil pun tewas setelah dadanya terhunjam
Keris Empu Ganring. Kepala Empu Bajil pun dibawa ke Majapahit.
DEWI SAMBI adalah seorang pendekar
wanita yang cantik, namun berwajah dingin dan kejam. Dia adalah kekasih Empu
Bajil. Dia sangat mencintai Empu Bajil. Dia rela meninggalkan gurunya di Gunung
Kawi hanya demi cintanya pada Empu Bajil. Dari hubungannya dengan Empu Bajil,
Dewi Sambi mengandung dan memiliki seorang bayi laki-laki yang bernama Layang
Samba. Namun Layang Samba dipelihara oleh Dewi Upas (disuarakan oleh Susi),
guru Dewi Sambi yang memiliki kesaktian luar biasa. Diantaranya dia menguasai
ilmu ular. Dewi Upas bisa memanggil ribuan ular dan memerintahkan mereka
melakukan sesuatu.
Dewi Sambi sangat berduka atas
kematian Empu Bajil. Dia berusaha membalaskan dendam kematian Empu Bajil kepada
Arya Kamandanu. Dia mengirimkan jasad Mpu Bajil yang disertai surat palsu yang
berisi tantangan Arya Kamandanu ke Padepokan Tengger. Maksudnya supaya Wong
Agung (disuarakan oleh AP Burhan) marah pada Arya Kamandanu. Akan tetapi Wong
Agung tidak terpancing, karena dia tahu kalau Empu Bajil adalah seorang jahat.
Kemudian Dewi Sambi bersekutu dengan Arya Dwipangga alias Pendekar Syair
Berdarah. Bersama-sama mereka melawan Arya Kamandanu. Namun lagi-lagi usahanya
tidak berhasil.
Dewi Sambi bertemu kembali dengan
Mei Shin. Saat itu Mei Shin sedang dalam perjalanan ke Majapahit untuk
mengobati Sang Prabu Kertarajasa Jayawardana. Dewi Sambi tidak menyangka kalau
Mei Shin masih hidup. Dewi Sambi kemudian bertarung melawan Mei Shin. Dia ingin
membunuh Mei Shin karena Mei Shin dianggap mempunyai hubungan dengan Arya
Kamandanu. Namun Dewi Sambi selalu gagal menyarangkan Pukulan Tapakwisanya
ketubuh Mei Shin. Setiap kali Aji Tapakwisa akan mengenai dirinya Mei Shin
selalu bisa menghindar. Akhirnya Dewi Sambi menggunakan tipu muslihat. Dia
berpura-pura minta maaf pada Mei Shin. Ketika Mei Shin sedang lengah, Dewi
Sambi membokongnya. Tapi lagi-lagi Dewi Sambi tidak berhasil. Aji Tapakwisa
malah membalik pada dirinya, sehingga Dewi Sambi tewas dengan tubuh terpancang
di tonggak kayu. Itu adalah akibat kutukan Resi Wisambudi (disuarakan Oleh
Haryoko) seorang pertapa yang dibunuhnya bersama Arya Dwipangga.
EMPU RENTENG (disuarakan oleh
Haryoko) adalah seorang pendekar yang tidak banyak bicara. Dia tidak kalah
sakti dengan Empu Bajil dan Dewi Sambi. Pendekar dari Gunung Petiri ini
mempunyai sebilah pedang ampuh berwarna kuning, sehingga disebut Pedang Kuning.
Dengan Pedang Kuning ini Empu Renteng bisa membunuh lawannya dalam waktu
beberapa detik. Selain itu dia juga memiliki ilmu kebal yang bernama Blabak
Pengantolan. Tak ada senjata yang bisa menembus kulitnya, termasuk senjata
pusaka. Ketika terjadi peperangan antara Majapahit melawan Kediri Empu Renteng
bertarung melawan Ranggalawe. Empu Renteng mati-matian melawan Ranggalawe.
Ternyata Ilmu Blabak Pengantolan tidak mampu menahan tajamnya Keris Megalamat
Ranggalawe, sehingga Empu Renteng terluka parah. Empu Renteng akhirnya berpisah
dengan Empu Bajil.Dia bermaksud mencari seorang tabib untuk menyembuhkan
luka-lukanya. Namun dia malah bertemu dengan musuh lamanya, yaitu Watukura.
Watukura ingin menguji sejauh mana
kemampuan Arya Dwipangga yang sudah menguasai Jurus Kidung Pamungkas. Dia
menyuruh Arya Dwipangga untuk bertarung melawan Empu Renteng. Tentu saja Empu
Renteng yang sedang terluka itu tidak mampu melawan Arya Dwipangga. Akhirnya
dia tewas terkena Aji Kidung Pamungkas. Namun pada sisa-sisa kekuatannya Empu
Renteng melemparkan Pedang Kuningnya kepada Watukura, sehingga Watukura pun
tewas.
NINI RAGA RUNTING DAN KAKI
TAMPAROANG sebenarnya saling mencintai sejak mereka masih sama-sama muda. Namun
keduanya tidak mau mengungkapkan cintanya, sehingga sampai hari tua mereka tidak
bisa hidup bersama. Keduanya selalu bertarung dan saling ejek setiap bertemu.
Nini Ragarunting sering menyebut Kaki Tamparoang dengan sebutan ”sapi ompong”.
Dan Kaki Tamparoang menyebut Nini Ragarunting dengan sebutan ”kambingpeot”.
Namun keduanya juga saling tolong-menolong jika keadaan sedang genting.
Kaki Tamparoang tewas ketika
membantu kemenakannya Gajahbiru yang memberontak terhadap Majapahit. Kematian
Kaki Tamparoang sangat tragis. Seluruh tubuhnya tertembus anak panah sampai ke
mulutnya. Nini Ragarunting sangat bersedih atas kematian Kaki Tamparoang.
Dicabutinya anak-anak panah yang menancap di tubuh Kaki Tamparoang. Kemudian
dikuburkannya mayat Kaki Tamparoang.
Sampai akhir hayatnya Nini
Ragarunting hidup bersama-sama Ayu Wandira, walaupun beberapa kali sempat
terpisah. Bagi Nini Ragarunting Ayu Wandira sudah dianggap sebagai cucunya
sendiri.
3) Sinopsis
Tutur Tinular berkisah
tentang seorang pemuda Desa Kurawan bernama Arya Kamandanu,
putra Mpu Hanggareksa, seorang ahli pembuat senjata
kepercayaan Prabu
Kertanagara, rajaKerajaan Singhasari. Pemuda lugu ini kemudian saling jatuh hati dengan
seorang gadis kembang desa Manguntur bernama Nari Ratih, putri Rakriyan Wuruh, seorang
bekas kepala prajurit Kerajaan Singasari. Namun hubungan asmara di antara mereka harus kandas
karena ulah kakak kandung Kamandanu sendiri yang bernama Arya Dwipangga.
Kepandaian dan kepiawaian Dwipangga
dalam olah sastra membuat Nari Ratih terlena dan mulai melupakan Kamandanu yang
polos. Cinta segitiga itu akhirnya berujung pada peristiwa di Candi Walandit,
di mana mereka berdua (Arya Dwipangga dan Nari Ratih) yang sedang diburu oleh
api gelora asmara saling memadu kasih hingga gadis kembang desa Manguntur itu
hamil di luar nikah.
Kegagalan asmara justru membuat Arya
Kamandanu lebih serius mendalami ilmu bela diri di bawah bimbingan saudara
seperguruan ayahnya yang bernama Mpu Ranubhaya. Berkat kesabaran sang paman dan
bakat yang dimilikinya, Kamandanu akhirnya menjadi pendekar muda pilih tanding
yang selalu menegakkan kebenaran dilandasi jiwa ksatria.
Kisah Tutur Tinular ini
diselingi berbagai peristiwa sejarah, antara lain kedatangan utusanKaisar Kubilai Khan,
penguasa Dinasti Yuan di
negeri Cina, yang
meminta Kertanagarasebagai raja
di Kerajaan Singhasari menyatakan tunduk dan mengakui kekuasaan bangsaMongolia. Namun
utusan dari Mongolia tersebut malah diusir dan dipermalukan olehKertanagara.
Sebelum para utusan kembali ke
Mongolia, di sebuah kedai makan terjadilah keributan kecil antara utusan kaisar
yang bernama Meng Chi dengan Mpu Ranubhaya, Mpu
Ranubhaya berhasil mempermalukan para utusan dan mampu menunjukkan kemahirannya
dalam membuat pedang, karena tersinggung dan ketertarikannya terhadap keahlian
Mpu Ranubhaya tersebut, kemudian dengan cara yang curang para utusan tersebut
berhasil menculik Mpu Ranubhaya dan membawanya turut serta berlayar ke
Mongolia, sesampainya di negeri Mongolia di dalam istana Kubilai Khan, Mpu
Ranubhaya menciptakan sebuah pedang pusaka bernama Nagapuspa sebagai syarat
kebebasan atas dirinya yang telah menjadi tawanan. Namun pada akhirnya pedang
Naga Puspa tersebut malah menjadi ajang konflik dan menjadi rebutan diantara
pejabat kerajaan. Akhirnya untuk menyelamatkan pedang Naga Puspa dari
tangan-tangan orang berwatak jahat, Mpu Ranubhaya mempercayakan Pedang Nagapuspa tersebut kepada pasangan
pendekar suami-istri yang menolongnya, bernama Lo Shi Shan dan Mei Shin di
mana keduanya kemudian menjadi pelarian, berlayar dan terdampar di Tanah Jawa dan hidup terlunta-lunta.
Sesampainya di Tanah Jawa pasangan suami istri ini akhirnya bertemu dengan
beberapa pendekar jahat anak buah seorang Patih Kerajaan Gelang-gelang
bernama Kebo Mundarang yang ingin menguasai Pedang
Naga Puspa hingga dalam suatu pertarungan antara Lo Shi Shan dengan Mpu Tong Bajil (pimpinan pendekar-pendekar
jahat) Lo Shi Shan terkena Ajian Segoro Geni milik Mpu Tong Bajil, setelah
kejadian pertarungan beberapa hari lamanya Pendekar Lo Shi Shan hidup dalam
kesakitan hingga akhirnya meninggal di dunia disebuah hutan dalam Candi tua,
sebelum meninggal dunia yang kala itu sempat di tolong oleh Arya Kamandanu, Lo
Shi Shan menitipkan Mei Shin kepada Arya Kamanadu
Mei Shin yang sebatang kara kemudian
ditolong Arya Kamandanu. Kebersamaan di antara mereka akhirnya menumbuhkan
perasaan saling jatuh cinta. Namun lagi-lagi Arya Dwipangga merusak hubungan
mereka, dengan cara licik Arya Dwipangga dapat menodai perempuan asal daratan
Mongolia itu sampai akhirnya mengandung bayi perempuan yang nantinya diberi
nama Ayu Wandira. Namun demikian, meski hatinya hancur, Kamandanu tetap berjiwa
besar dan bersedia mengambil perempuan dari Mongolia itu sebagai istrinya.
Saat itu Kerajaan Singhasari telah
runtuh akibat pemberontakan Prabu Jayakatwang, bawahan
Singhasari yang memimpin Kerajaan Gelang-Gelang. Tokoh ini
kemudian membangun kembali Kerajaan Kadiri yang
dahulu kala pernah runtuh akibat serangan pendiri Singhasari. Dalam kesempatan
itu, Arya Dwipangga yang menaruh dendam akhirnya mengkhianati keluarganya
sendiri dengan melaporkan ayahnya selaku pengikut Kertanagara kepada
pihak Kadiri dengan tuduhan telah melindungi Mei Shin yang waktu itu menjadi
buronan. Mpu Hanggareksa pun tewas oleh serangan para prajurit Kadiri di bawah
pimpinan Mpu Tong Bajil. Sebaliknya, Dwipangga si anak durhaka jatuh ke dalam
jurang setelah dihajar Kamandanu. Kemudian Kamandanu kembali berpetualang untuk
mencari Mei Shin yang lolos dari maut sambil mengasuh keponakannya, bernama
Panji Ketawang, putra antara Arya Dwipangga dengan Nari Ratih.
Petualangan Kamandanu akhirnya
membawa dirinya menjadi pengikut Raden Wijaya (Nararya Sanggrama Wijaya), menantu
Kertanagara. Tokoh sejarah ini telah mendapat pengampunan dari Jayakatwang dan
diizinkan membangun sebuah desa terpencil di hutan Tarik bernamaMajapahit. Dalam
petualangannya itu, Kamandanu juga berteman dengan seorang pendekar wanita
bernama Sakawuni, putri seorang perwira Singhasari
bernama Banyak Kapuk.
Nasib Mei Shin sendiri kurang bagus.
Setelah melahirkan putri Arya Dwipangga yang diberi nama Ayu Wandira, ia kembali diserang kelompok Mpu
Tong Bajil. Beruntung ia tidak kehilangan nyawa dan mendapatkan pertolongan
seorang tabib Cina bernama Wong Yin.
Di lain pihak, Arya Kamandanu ikut
serta dalam pemberontakan Sanggrama Wijaya demi merebut kembali takhta tanah
Jawa dari tangan Jayakatwang. Pemberontakan ini mendapat dukungan Arya Wiraraja dari Sumenep, yang
berhasil memanfaatkan pasukan Kerajaan Yuan yang dikirim Kubilai Khan untuk
menyerang Kertanagara. Berkat kepandaian diplomasi Wiraraja, pasukan Mongolia
itu menjadi sekutu Sanggrama Wijaya dan berbalik menyerang Jayakatwang.
Setelah Kerajaan Kadiri runtuh,
Sanggrama Wijaya berbalik menyerang dan mengusir pasukan Mongolia tersebut.
Arya Kamandanu juga ikut serta dalam usaha ini. Setelah pasukan Kerajaan Yuan
kembali ke negerinya, Sanggrama Wijaya pun meresmikan berdirinya Kerajaan Majapahit. Ia bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardhana.
Kisah Tutur Tinular kembali
diwarnai cerita-cerita sejarah, di mana Kamanadanu turut menyaksikan
pemberontakan Ranggalawe, Lembu Sora dan Gajah Biru akibat hasutan tokoh licik
yang bernama Ramapati. Di samping
itu, kisah petualangan tetap menjadi menu utama, antara lain dikisahkan
bagaimana Kamandanu menumpas musuh bebuyutannya, yaitu Mpu Tong Bajil, serta menghadapi kakak kandungnya
sendiri (Arya Dwipangga) yang muncul kembali dengan kesaktian luar biasa,
bergelar Pendekar Syair Berdarah.
Kisah Tutur Tinular berakhir
dengan meninggalnya Kertarajasa Jayawardhana, di mana Arya Kamandanu kemudian
mengundurkan diri dari Kerajaan Majapahit dengan membawa putranya yang
bernama Jambu Nada, hasil perkawinan kedua dengan
Sakawuni yang meninggal setelah melahirkan, dalam perjalanan menuju
lereng Gunung Arjuna inilah Arya Kamandanu bertemu dengan Gajah Mada yang
waktu itu menyelamatkan putranya ketika masih berumur 40 hari yang terjatuh ke
jurang karena lepas dari gendongannya akibat terguncang-guncang diatas
kuda. Tutur Tinular kemudian berlanjut dengan sandiwara serupa
berjudul Mahkota Mayangkara.
Comments
Post a Comment